Daily News | Jakarta – Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 Anies Baswedan menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya Fikri Thalib aktivis era 90-an sekaligus anggota MPR di era Reformasi yang wafat pada Jumat, 29 Agustus 2025.
“Kemarin kami melayat wafatnya seorang sahabat lama, aktivis mahasiswa era 90an dan anggota MPR era Reformasi, Bung Fikri Thalib,” kata Anies seperti dikutip KBA News di Instagram pribadinya, Minggu, 31 Agustus 2025.
Anies menceritakan, selepas menghadiri pemakaman Affan Kurniawan mitra pengemudi ojek online yang meninggal dunia karena kericuhan demo DPR RI, ia langsung menuju RSPAD. Menjelang shalat Jumat, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu sempat berjumpa dengan almarhum.
“Dalam kondisi lemah, tubuhnya dipasangi banyak alat, namun tangannya masih mengepal dan jempolnya teracung. tanda semangat yang tidak pernah pudar. Usai Jumatan, ia dipasang ventilator, tapi beberapa jam kemudian Allah memanggilnya pulang,” tuturnya.
Dia menjelaskan, sejak kecil Fikri hidup dengan polio, menggunakan tongkat dan kursi roda. Namun kondisi tersebut tidak pernah membatasi geraknya. Almarhum selalu menyetir mobilnya sendiri, dari Jakarta ke Yogyakarta, ke Malang, hingga ke Bandung, menggerakkan mahasiswa di berbagai kota.
Anies masih mengingat pada tahun 90-an, Fikri pernah datang membawa seorang imam dari Palestina. la mengantar berkeliling dari kota ke kota, mengemudi mobil yang dirancang khusus untuk dikendalikan sepenuhnya dengan tangan, gas, rem, kopling, hingga persneling. Semangat itu menjadi ciri khasnya: mobilitas tak pernah berhenti, perjuangan tak pernah padam.
Lebih lanjut, almarhum bersama kakak dan adiknya, Farid dan Ikhsan terlibat aktif dalam pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
“Fikri memang tidak dapat hadir langsung karena keterbatasan fisik, tetapi Farid, kakaknya, berkali-kali bolak-balik ke Gaza untuk mengawal pembangunan hingga rumah sakit itu berdiri dan berfungsi. Jejak kontribusi keluarga ini tercatat nyata dalam solidaritas kemanusiaan lintas bangsa,” paparnya.
Inisiator Aksi Bersama itu menuturkan, semasa hidup hingga akhir hayatnya, almarhum konsisten sebagai penggerak
“Bung Fikri konsisten hingga akhir hayat sebagai penggerak, termasuk di dalam komunitas penyandang disabilitas. Beliau adalah salah satu tokoh difabel yang pergaulannya amat luas, dikenal dan dihormati lintas generasi,” papar mantan Rektor Universitas Paramadina itu.
“Sabtu siang saat disholatkan dan dimakamkan, begitu banyak kawan-kawan penyandang disabilitas dan aktivis era 80-90-an berkumpul kembali. Semua melepasnya dengan rasa duka, hormat dan cinta,” sambungnya.
Diakhir tulisannya, dia mendoakan semoga almarhum husnul khatimah dan segala amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT.
“Kita yakin almarhum husnul khotimah, dan kita doakan diampuni segala khilafnya, diterima amal perjuangannya, dan semoga tempat terbaik disediakan untuknya di sisi Allah SWT. Aamiin,” pungkasnya. (EJP)