Daily News | Jakarta – Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, baru-baru ini mengulas buku Born Reading: Bringing Up Bookworms in a Digital Age karya Jason Boog melalui kanal YouTube pribadinya. Buku ini menawarkan panduan praktis bagi orang tua, pendidik, dan guru yang ingin menciptakan generasi pecinta buku di tengah derasnya arus teknologi digital.
“Buku ini ditulis pada 2014 dan mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan,” ungkap Anies dalam YouTube pribadi dikutip KBA News, Jumat, 3 Januari 2025. “Ia menekankan relevansi buku ini bagi masyarakat yang ingin membangun budaya literasi di tengah tantangan era digital,” imbuh Anies.
Siapa yang Lebih Dipercaya: Jokowi atau OCCRP?
Menurut Anies, Jason Boog, seorang jurnalis yang berfokus pada industri literasi, mulai menulis buku ini setelah menjadi ayah. Ia ingin memastikan putrinya, Olive, tumbuh dengan kecintaan terhadap buku, meskipun ia lahir di zaman serba digital. Buku ini tidak hanya mengupas teori, tetapi juga menyajikan langkah-langkah teknis tentang cara memperkenalkan anak pada buku sejak dini.
Yang menarik, Boog mewawancarai lebih dari 50 ahli, mulai dari spesialis literasi, pustakawan, hingga penulis buku anak. Hal ini menjadikan Born Reading tidak hanya sebagai karya literasi, tetapi juga sumber informasi yang sangat komprehensif.
Membaca Interaktif: Meningkatkan Kecerdasan Anak Secara Signifikan
Salah satu konsep utama yang diusung Boog adalah membaca interaktif, atau yang dikenal juga sebagai membaca dialogis. Teknik ini melibatkan interaksi antara orang tua dan anak selama proses membaca, di mana anak didorong untuk bertanya, menjawab, dan berdiskusi tentang cerita yang dibacakan.
“Menurut penelitian yang dikutip dalam buku ini, membaca interaktif dapat meningkatkan IQ anak hingga 6 poin,” jelas Anies. Ia menyebutkan bahwa angka ini bukan sesuatu yang kecil, dan menunjukkan pentingnya keterlibatan aktif orang tua dalam proses membaca.
Boog juga menekankan bahwa membaca interaktif dapat dilakukan sejak usia dini. Bahkan, ia percaya bahwa memperkenalkan buku kepada bayi adalah langkah awal yang sangat penting untuk membentuk kecintaan terhadap literasi.
Teknologi dan Tantangan Literasi di Era Digital’
Salah satu tantangan yang dibahas dalam buku ini adalah bagaimana menyeimbangkan peran teknologi dalam membaca. Boog tidak menolak penggunaan e-book atau aplikasi digital, tetapi ia mengingatkan bahwa teknologi harus digunakan dengan bijak.
Menurut Boog, perangkat digital sering kali menawarkan pengalaman soliter yang kurang mendukung perkembangan emosional anak. Oleh karena itu, interaksi manusia tetap menjadi kunci dalam proses membaca. “Interaksi ini menciptakan hubungan yang lebih dalam, tidak hanya antara anak dan orang tua, tetapi juga dengan isi buku itu sendiri,” tambah Anies.
Boog juga memberikan panduan waktu yang ideal untuk mengenalkan anak pada teknologi, agar tidak mengganggu perkembangan intelektual mereka.
Selain membaca, Boog menyoroti pentingnya waktu bermain bebas tanpa struktur dan perangkat digital. Aktivitas ini, menurutnya, mampu mengasah keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan pemecahan masalah pada anak-anak.
Dalam buku ini, Boog juga menyediakan daftar buku esensial untuk anak usia 05 tahun, yang disusun bersama para ahli perkembangan anak. Panduan ini dirancang untuk membantu orang tua memilih bacaan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak mereka.
Model Teladan Membaca dari Orang Tua
Hal lain yang ditekankan Boog adalah pentingnya orang tua menjadi role model dalam membaca. “Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat,” tulis Boog. Jika orang tua sering membaca, anak-anak akan meniru kebiasaan tersebut.
Anies juga menyoroti hal ini dalam ulasannya. “Buku ini mengingatkan kita bahwa kebiasaan membaca tidak bisa dipaksakan begitu saja pada anak. Orang tua harus menunjukkan keteladanan dalam mencintai buku.”
Boog percaya bahwa setiap anak memiliki minat yang berbeda, dan minat tersebut bisa menjadi pintu masuk ke dunia membaca. Jika anak menyukai komik, tidak ada salahnya memulai dengan bahan bacaan tersebut. Yang terpenting adalah menciptakan pengalaman membaca yang menyenangkan.
Anies mengatakan, meski kaya akan informasi, buku ini memiliki kelemahan terkait relevansinya dengan perkembangan teknologi terkini. Sejak diterbitkan pada 2014, banyak teknologi dan aplikasi baru yang belum tercakup dalam buku ini. Oleh karena itu, Anies menyarankan agar buku ini dilengkapi dengan referensi terbaru untuk menyesuaikan panduannya dengan kebutuhan zaman.
Di akhir ulasannya, Anies menyimpulkan bahwa Born Reading bukan hanya panduan tentang bagaimana membuat anak-anak membaca lebih awal. Buku ini adalah panduan tentang bagaimana menciptakan pengalaman membaca yang bermakna, menyenangkan, dan relevan.
Melalui ulasannya, Anies Baswedan menggarisbawahi pentingnya membaca interaktif dan keterlibatan orang tua dalam proses literasi anak. Pesan utama buku ini tetap relevan: bahwa membaca adalah jembatan menuju dunia yang lebih luas, bahkan di era yang didominasi teknologi. (DJP)
Discussion about this post