Daily News | Jakarta – “Saya mau ngomongin Jakarta, Jakarta ini penduduknya di bawah 10 juta. APBD-nya Rp 90 triliun. Kalau di Jakarta ada 2 juta kepala keluarga, itu orang Jakarta bisa digaji Rp 10 juta per kepala keluarga (KK). Karena apa, Rp 10 juta dikali 2 juta hanya Rp 20 triliun. Kalau saya gubernurnya, dibagi. Beda dengan Jawa Barat yang penduduknya 50 juta.”
Kutipan tersebut di atas dikatakan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi atau biasa disapa KDM Bapak Aing dalam Musyawarah Nasional Asosiasi Anggota DPRD Provinsi (ADPSI) di Gedung Sate Bandung, pada Selasa, 6 Mei 2025.
Tak urung, apa yang diucapkan Gubernur Dedi Mulyadi ini memantik netizen untuk membuat hitung-hitungan atau perbandingan lalu mengutak-atik sekaligus mengkalkulasi apa yang dilontarkan KDM tersebut.
“Lebih baik mana? Subsidi angkutan atau subsidi gaji?,” tulis netizen dalam video yang dikutip KBA News, Jumat, 9 Mei 2025 membandingkan kebijakan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi dan Gubernur Jakarta Pramono Anung.
Netizen juga bertanya apakah “gaji” Rp 10 juta per bulan tersebut untuk satu bulan atau 12 bulan. Kalau untuk satu bulan, benar akan menghabiskan 20 triliun dengan asumsi yang digaji 2 juta KK dikali Rp 10 juta per bulan.
“Karena APBD itu keluarnya satu tahun sekali maka Rp 20 triliun dikali 12 bulan maka total gaji satu tahun 240 triliun, jebol bro,” ucap nitizen dalam video tersebut.
Kemudian, netizen melakukan simulasi. Jika Rp 10 juta pertahun maka untuk satu keluarga atau rata-rata empat orang dan dikonversi perbulannya hanya dapat Rp 200 ribu per orang per bulan. “Itu kalau ngitung subsidi gaji ala KDM,” papar nitizen.
Sekarang kita simulasikan dan kita bandingkan dengan yang ditawarkan Gubernur Jakarta, Mas Pram lewat subsidi angkutan umum.
“Untuk tarif Jaklingko, MRT dan LRT itu masuk dalam program subsidi. Jadi tiap orang Jakarta bisa menghemat Rp 500 ribu perbulan. Kalau KDM tiap orang hanya dapat Rp 200 ribu perbulan,” terang nitizen.
Belum lagi program Jakarta melalui Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan program subsidi lainnya. “So, menurut kalian lebih (sepadan) mana….?” (DJP)