Daily News | Jakarta – Gagasan-gagasan Anies dalam menata demokrasi dan membangun Indonesia memberikan harapan yang segar bagi masyarakat yang hilang arah.
Begitulah, pegiat literasi Taufik Hidayatullah menilai bahwa kondisi sosial masyarakat Indonesia saat ini memerlukan sebuah payung organisasi yang mampu mewadahi dinamika kehidupan yang semakin berat. Dalam pandangannya, negara harus hadir dalam setiap agenda kehidupan warga untuk memberikan harapan dan arah menuju masa depan yang lebih baik.
“Indonesia harus bergerak maju dan berkemajuan. Sesulit apapun kehidupan masyarakat, konsistensi dalam menjalin keakraban dan gotong royong harus tetap dikedepankan,” katanya saat dihubungi KBA News, Jumat, 4 Oktober 2024.
Taufik, yang merupakan alumnus Universitas Islam Negeri Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat, mengingatkan bahwa meskipun Pilpres telah berakhir, dinamika sosial politik perlu terus dijaga dengan suasana yang sejuk.
Menurutnya, tidak semua pihak yang tidak terpilih harus bergabung dengan pemerintahan. “Perlu ada check and balances dalam kekuasaan,” ujarnya. Dalam pandangannya, sosok Anies Rasyid Baswedan adalah jawabannya.
“Gagasan-gagasan Anies dalam menata demokrasi dan membangun Indonesia memberikan harapan yang segar bagi masyarakat yang hilang arah,” katanya.
Taufik menjelaskan bahwa seorang pemimpin sejati tidak selalu harus diakui melalui jalur formal atau konstitusi. Kepemimpinan bisa lahir dari gerakan moral berbasis gagasan sosial dan ekonomi. “Lewat ormas, misalnya, gagasan-gagasan besar bisa disalurkan untuk mengatasi kesulitan hidup masyarakat,” katanya.
Dalam Podcast Pedjuang, Taufik menyebutkan bahwa ada sinyal kuat mengenai rencana pembentukan ormas oleh Anies Baswedan. “Tom Lembong, mantan Menteri Perdagangan yang dekat dengan Anies, memberikan sinyal bahwa ormas inilah yang akan dinakhodai Anies di masa depan,” ungkap Taufik.
Menurut Taufik, ormas yang diinisiasi oleh Anies ini akan bersifat inklusif dan terbuka bagi semua kalangan. Mulai dari politisi, aktivis kemanusiaan, aktivis lingkungan, budayawan, penulis, seniman, hingga dosen dan mahasiswa. “Ini akan menjadi wadah untuk menampung gagasan besar demi membantu rakyat yang tengah tercekik kesulitan ekonomi,” jelasnya.
Dengan angka pengangguran yang tinggi dan banyaknya PHK, ormas ini dianggap sebagai alternatif yang sangat diperlukan saat ini. “Dinamika sosial ekonomi harus dihidupkan kembali agar harapan Indonesia Emas 2045 bisa tercapai lebih cepat,” ujarnya.
Namun, Taufik mengakui bahwa mendirikan ormas baru bukanlah hal yang mudah. “Semoga wadah yang dibentuk ini bisa memberikan harapan bagi kalangan ekonomi menengah yang sedang turun kelas, serta mereka yang daya belinya menurun,” katanya.
Lebih lanjut, Taufik menekankan bahwa gerakan ini harus bersifat moral, bukan sekadar perebutan kekuasaan politik. “Yang lebih penting dari politik adalah kestabilan harga bahan pokok, pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan daya beli. Anies diharapkan bisa menciptakan lapangan pekerjaan dan menghidupkan UMKM, daripada hanya menunggu momentum politik,” tutupnya.
Wacana pembentukan ormas oleh Anies Baswedan menjadi angin segar di tengah dinamika sosial ekonomi yang semakin kompleks. Dengan harapan besar yang digantungkan, ormas ini diharapkan mampu menjadi wadah bagi masyarakat untuk bangkit dari berbagai kesulitan, sekaligus menjaga semangat perubahan tetap hidup. (DJP)