Daily News | Jakarta – Sikap banal penjajah Israel yang merasa tidak ada satu pun dapat menghalangi dan menghentikan pembunuhan massalnya terhadap warga Palestina, harus dilawan oleh siapa pun yang memiliki hati nurani dan kemanusiaan.
Maka, kekejaman pasukan penjajah Israel yang membombardir warga Palestina di Gaza dinilai dinilai sudah di luar nalar. Prilaku tersebut hanya dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki nurani dan kemanusiaan.
“Bagaimana Israel tidak kejam dan jahat. Bayi yang baru berusia 25 hari, anak-anak kecil dan para perempuan yang tidak berdosa dibunuh dengan dibombardir berton-ton bom di pagi dini hari saat sahur,” kata Diplomat senior Ple Priatna kepada KBA News di sela acara Silaturahmi Tokoh dan Lembaga bertema “Indonesia untuk Palestina” yang digelar Al Quds Volunteers Indonesia di Jakarta, Sabtu, 22 Maret 2025.
Ple Priatna menegaskan, kekejian penjajah Israel sudah sangat jelas. “Di tengah bulan suci Ramadhan dan gencatan senjata, mereka tetap melakukan pembunuhan kepada ratusan rakyat Palestina yang tidak berdosa,” tegasnya.
Sikap banal penjajah Israel yang merasa tidak ada satu pun dapat menghalangi dan menghentikan pembunuhan massal terhadap warga Palestina, harus dilawan oleh siapa pun yang memiliki hati nurani dan kemanusiaan.
Di Palestina, khususnya di Gaza, bukan perang, tetapi pembantaian manusia. “Ini jelas-jelas genosida yang dilakukan oleh penjajah Israel,” katanya.
Meskipun demikian, ia bersyukur, secara perlahan namun pasti, telah terjadi perubahan narasi perjuangan Palestina. Masyarakat dunia, terutama anak-anak mudanya melihat perjuangan Palestina bukan sebagai perjuangan etnis atau agama, tetapi perjuangan kemanusiaan.
Menurutnya, anak-anak muda di Amerika Serikat dan Eropa semakin paham bahwa apa yang terjadi di Palestina bukan konflik etnis maupun agama, tetapi kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Israel.
Untuk itu ia berharap ada aliansi nasional dan global untuk memperjuangkan kemanusiaan dan hati nurani bagi rakyat Palestina. Jangan tabu dan takut berbicara Palestina. Sebab Palestina adalah masalah kemanusian. Semua harus bergerak untuk membantu mereka.
“Apalagi Indonesia memiliki konstitusi yang mengamanahkan kepada siapa pun, baik pemerintah maupun rakyatnya, agar menghilangkan penjajahan di atas bumi. Sebab kemerdekaan adalah hak segala bangsa,” tutur Priatna.
Pemerintah Indonesia, lanjutnya, hingga saat ini masih konsisten memberikan dukungan dan turut serta membantu perjuangan kemerdekaan rakyat Palestina. Dukungan pemerintah sangat jelas dengan kedatangan Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Anis Matta ke acara yang digelar oleh Al Quds Volunteers Indonesia ini.
Priatna juga menilai, Al Quds cukup aktif dan kreatif dalam mengemas perjuangan untuk Palestina dengan mengajak berbagai kalangan dan tokoh lintas agama, termasuk para artis untuk berkolaborasi.
“Event seperti ini bagus untuk kembali mengingatkan bahwa di era modern, masih ada negara di kolong bumi ini yang masih dijajah dan rakyatnya hidup dalam ancaman kematian setiap saat oleh bom-bom Israel,” pungkas Priatna.
Hadir selain Wamenlu Anis Matta pada kesempatan itu antara lain Pendiri AQL Islamic Center KH. Bachtiar Natsir, Direktur Al Quds Volunteers Indonesia Deni Syahid, Ketua Umum Sangha Mahayana Indonesia Biksu Jimmu Gunabhadra, Direktur Eksekutif Poroz Nur Hasan, dan tokoh-tokoh lainnya. (HMP)
Discussion about this post