Daily News | Jakarta – Jika Jokowi tidak bisa membuat buku melawan buku Bambang Tri dan Roy Cs maka dia akan dianggap sebagai Musuh Rakyat. Karena publik anggap nasib Ijazah Aslinya itu persis sama dengan Mobil Esemka. Hanya tipu-tipu belaka.
Nasib status Ijazah Asli Jokowi diduga nampaknya akan sama seperti Mobil Esemka. Awalnya digembar-gemborkan untuk meningkatkan popularitas Jokowi. Ternyata adalah bentuk kebohongan. Dia dilindungi oleh para pemegang kekuasaan yang tidak berkutik di hadapan orang Solo itu karena mengetahui semua tabiat buruk orang-orang itu sewaktu menjadi bawahannya.
Hal itu dikatakan oleh aktivis politik dan pegiat sosial yang juga Direktur Gerakan Perubahan dan Koordinator Indonesia Bersatu Muslim Arbi kepada KBA News, Ahad, 7 Desember 2025 meprediksikan kasus ijazah palsu Jokowi. “Seperti Esemka menjadi alat propaganda yang ternyata tidak pernah ada, begitu pula ijazah Jokowi tidak pernah ada tetapi dipakai untuk mencalonkan diri di setiap kontestasi pemilihan, baik Walikota, Gubernur bahkan Presiden,” kata alumni ITB Bandung itu.
Saat sebagai Walikota Solo, Jokowi mengklaim mempelopori produksi mobil buatan dalam negeri yang dinamakan Esemka. Nama produk itu, kata Jokowi sendiri, diambil dari SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang diklaimnya juga membuat mobil. Ceritanya, menurut mulut Jokowi, pada mulanya ada sebuah SMK di Solo yang datang kepada dia ke kantor walikota menawarkan kerjasama membuat mobil. Karena rasa nasionalisme sudah sekalian lama tidak ada produksi mobil nasional maka dia menyetujuinya.
Dalam wawancara di Metro TV menjelang Pilgub DKI Jakarta, cerita Esemka iu diulanginya lagi. Bahkan, katanya, produksi sudah siap dan telah ada 6.000 pesanan yang inden. “Tetapi hingga hari ini dari Walikota Solo – Gubernur DKI – Presiden 10 tahun. Mobil esemka itu tidak pernah ada. Itu hanya trik marketing belaka. Seluruh Indonesia dibohongi oleh wajah dan ucapan luguh manusia dari Solo itu,” kata Muslim lagi.
Demikian juga tentang Ijazah Asli Jokowi. Tidak pernah ada. Meski mengklaim ada. Tetapi dengan segala trik untuk menutupi keberadaan nya – selalu mengatakan ada. Pengadilan Solo dan Pengadilan Tinggi Semarang telah membuktikan Ijazah Asli yang diklaim Jokowi itu tidak pernah ada. Kalau ada itu barang sudah nongol di Pengadilan.
“Bahkan Jokowi sesumbar akan membawa barang itu kalau Pengadilan yang meminta. Tetapi dari Persidangan ke Pengadilan, baik di Solo atau Jakarta, masyarakat selalu menunggu akan adanya pameran ijazah itu. Tetapi tidak pernah terjadi. Yang terlihat adalah fakta bahwa Jokowi malah selalu menghindar. Dia tidak pernah hadir dalam sidang, baik Pidana, Perdata maupun Sidang KIP yang sedang berlangsung sekarang,” kataya geram.
Terakhir, tambahnya, saat dipanggil untuk membawa dan membuktikan atas tudingan ijazahnya yang palsu, dia malah menghindar ke Singapura dengan alasan memenuhi undangan Bloomberg. Berbagai trik dilakukan untuk menghindari kecurigaan publik dari tudingan Ijazah palsu. Atau ijazah aslinya tidak ada yang terlihat dari alibinya: siapa pun tidak berhak memaksanya untuk menunjukkan ijazahnya.
Trik untuk menutupi
Publik menduga trik itu dimaksudkan untuk menutupi keberadaan ijazah asli, yang sebenarnya memang tidak ada. Bahkan aktivis politik PDIP yang dulu mendukungnya di pemilihan Gubernur DKI Jakarta, Beathor Suryadi beberapa waktu menuding dengan menyebutkan bahwa Ijazah Jokowi itu dibuat di Pasar Pramuka yang sekarang sudah terbakar.
Keras diduga banyak orang, tindakan Jokowi melaporkan Roy Suryo cs ke Polisi dengan alasan penghinaan dan pencemaran nama baik, merupakan siasat busuknya untuk memperalat polisi dalam rangka menyembunyikan kepalsuan ijazahnya. Dia berharapkan kedelapan oran itu akan dibawa ke pengadilan, dihukum penjara dan dia aman dari dugaan penipuan dan pemalsuan.
Meski Jokowi terlihat berhasil memperalat UGM dan pihak kepolisian untuk melindungi dirinya tetapi itu tidak cukup untuk meyakinkan publik. Publik tetap menganggap dia sudah berbohong dan menipu Rakyat dan Negara.
Kalau Jokowi benar dia seharusnya membuat buku untuk membela diri terhadap tuduhan buku Jokowi’s White Paper yang ditulis oleh para Tersangka: Roy Suryo, Rismon dan Dokter Tifa. Dalam buku itu jelas-jelas disebutkan, berdasarkan penelitian yang menghasilkan data-data yang ada pada mereka, ijazah Jokowi dipastikan palsu.
“Jokowi kalau anda benar bersekolah dan berkuliah di UGM mohon bikin buku bantahan terhadap Jokowi Undercover karya Bambang Tri Mulyono dan buku Jokowi’s White Paper. Kalau tidak – maka Anda sebagai Mantan presiden dianggap menipu dan berbohong. Karena Rakyat Indonesia bukan termul yang dengan mudah dibohongi dan ditipu,” tegas intelektual dari Ternate Maluku Utara itu.
Jika Jokowi tidak bisa membuat buku melawan buku Bambang Tri dan Roy Cs maka dia akan dianggap sebagai Musuh Rakyat. Karena publik anggap nasib Ijazah Aslinya itu persis sama dengan Mobil Esemka. Hanya tipu-tipu belaka. (AM)



























