Daily News | Jakarta – Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga menyayangkan adanya penjegalan terhadap Anies Baswedan hingga akhirnya tidak bisa mengikuti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 Jakarta.
Sebelumnya Anies Baswedan sudah diusung oleh PKB, NasDem, dan PKS. Tetapi jelang pendaftaran di buka, ketiga parpol tersebut batal mengusung mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Sehingga masyarakat Jakarta kurang bersemangat pada Pilgub 2024 ini.
“Tanpa Anies, Pilgub Jakarta akan seperti sayur tanpa garam. Rasanya senyap,” kata Jamiluddin saat dihubungi KBA News di Jakarta, Sabtu, 31 Agustus 2024.
Kemudian dia menyakini banyak masyarakat khususnya pendukung Anies Baswedan di Jakarta, diperkirakan tidak menggunakan hak suaranya saat pemungutan suara Pilgub Jakarta pada November mendatang.
“Bahkan tidak menutup kemungkinan akan banyak yang golput. Peluang itu akan terjadi terutama datang dari pendukung garis keras Anies,” ungkapnya.
Dia menuturkan kalau pendukung garis keras Anies bahkan sudah menggecarkan dan merencakan untuk mencoblos ketiga paslon cagub dan cawagub Jakarta.
“Pendukung garis keras Anies bahkan sudah merencanakan akan mencoblos tiga calon yang maju di pilgub Jakarta. Tujuannya agar suaranya tidak sah. Dengan begitu, peluang surat suara digunakan untuk kepentingan calon tertentu dengan sendirinya gagal,” terangnya.
“Jadi, ada kemungkinan warga Jakarta akan banyak yang ke TPS. Tapi jumlah suara yang tidak sah akan banyak. Dengan begitu, legitimasi Pilkada Jakarta akan dipertanyakan,” sambungya.
Dia yakin dengan konsistennya Anies Baswedan tetap dijalur oposisi bukan bergabung dengan. Hal itu supaya, kata Jamiluddin, dapat menyuarakan akar rumput dengan benar.
“Ke depan Anies sebaiknya menjadi oposisi intelek. Anies dapat menyuarakan akar rumput secara konsisten dan terus menerus,” imbuhnya.
Anies, lanjut Jamiluddin, juga dapat bersinergi dengan elemen masyarakat yang pro demokrasi. Sinergisitas itu diperlukan Anies, agar posisinya sebagai oposisi intelek lebih diperhitungkan oleh rezim yang berkuasa.
Selanjutnya, Anies juga dapat terus menyatu dengan relawannya yang ada dipenjuru tanah air untuk mengedukasi rakyat.
“Cara ini diperlukan agar Anies tetap ada di hati rakyat Indonesia. Bahkan tak menutup kemungkinan Anies mendirikan partai. Peluang itu terbuka karena Anies punya jaringan relawan se Indonesia. Mereka ini dapat membentuk DPP, DPD, dan DPC dalam waktu singkat,” ujar Jamiluddin.
Jadi, kata Mantan Dekan FIKOM ISIP Jakarta, banyak hal yang dapat dilakukan mantan Rektor Universitas Paramadina untuk menjaga popilaritas dan elektabilitasnya di dunia politik.
“Anies dapat melakukan hal itu untuk tetap menjaga kansnya tetap maju pada pilpres 2029,” tutupnya.
Diketahui, Ridwan Kamil-Suswono yang diusung oleh 13 partai politik. Adapun 13 partai politik itu adalah Gerindra, PKS, Golkar, Demokrat, NasDem, PSI, PKB, Gelora, PBB, Perindo, PAN, PPP, dan Garuda, resmi mendaftar ke KPU DKI Jakarta pada Rabu, 28 Agustus 2024.
Sementara PDIP yang menjagokan dua kader internalnya, Pramono Anung-Rano Karno maju Pilkada Jakarta juga telah mendaftar ke KPU DKI di hari yang sama. (HMP)
Discussion about this post