Daily News | Jakarta – Hujan rudal antara Iran dan Israel masih terus berlanjut. Indonesia dinilai memilii empat cara untuk selamat dari ancaman geopolitik akibat perang.
Ekonom dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ) Achmad Nur Hidayat mengatakan, setidakna ada empat cara agar Indonesia bisa bertahan, terutama di sektor ekonomi.
Ia menilai, pemerintah harus memperkuat pondasi internal dengan melakukan kebijakan moneter dan fiskal untuk stabilisasi harga pasar dalam negeri.
Pengamat yang akrab disapa Mad Nur tersebut menjelaskan, pemerintah harus mampu menjaga daya beli masyarakat lewat bantuan sosial (bansos) tepat sasaran.
Tak hanya itu, menciptakan iklim investasi yang kondusif lewat pemangkasan birokrasi dinilai ampuh untuk menyelamatkan nasib negara di tengah perang.
“Pemerintah harus memiliki skenario darurat yang komprehensif untuk mengatasi lonjakan harga minyak dan komoditas lainnya, mungkin dengan subsidi yang terarah atau kebijakan fiskal yang fleksibel dan responsif terhadap perubahan kondisi pasar,” ujar Mad Nur kepada KBA News, Jumat, 20 Juni 2025.
Kedua, Indonesia harus segera melakukan diversifikasi dan adaptasi sumber energi yang bergantung pada minyak.
Pemerintah saat ini dituntut untuk mencari jalan alternatif guna menutupi kebutuhan impor minyak dari Timur Tengah.
Mad Nur menilai, jika ketergantungan pada satu sumber energi atau satu rantai pasok terlalu tinggi, maka risiko akan semakin besar.
Sebab itu, program hilirisasi mesti dipercepat agar Indonesia tidak lagi bergantung pada produk-produk impor.
“Kita perlu terus mencari alternatif energi terbarukan, memperkuat rantai pasok domestik untuk mengurangi ketergantungan impor, dan mengembangkan sektor-sektor ekonomi yang lebih resilient terhadap gejolak eksternal, seperti ekonomi digital atau industri pengolahan dengan nilai tambah tinggi,” tuturnya.
Kemudian yang ketiga, Mad Nur melihat posisi Indonesia sebagai negara non blok punya pengaruh besar untuk terus melakukan diplomasi.
Langkah-langkah komunikatif dianggap sangat membantu untuk menyelamatkan kondisi perekonomian negara saat ini.
“Indonesia harus berperan aktif dalam upaya-upaya ini, mengingat posisinya yang strategis di kancah global,” jelas Mad Nur.
Adapun langkah terakhir, keterbukaan pemerintah terkait dampak Indonesia karena perang juga menjadi treatment psikologis terhadap masyarakat.
Komunikasi dua arah antara pemerintah dengan masyarakat sangat penting untuk meringankan beban perekonomian negara di tengah ancaman global.
Mad Nur mengungkapkan, edukasi publik mengenai dampak konflik dan langkah-langkah yang diambil pemerintah dapat membantu menenangkan situasi.
“Ketidakpastian menciptakan kecemasan. Komunikasi yang transparan dari pemerintah dan para ahli, seperti seorang nakhoda yang menenangkan penumpangnya dengan informasi yang jelas dan langkah-langkah konkret, akan sangat penting untuk menjaga kepercayaan publik dan mencegah kepanikan yang tidak perlu di tengah kondisi ekonomi yang menantang,” tandasnya. (HMP)