Daily News | Jakarta – Anies Baswedan menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk Intelektual Muslim di Auditorium Prof. Abdul Kahar Mudzakir, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Jalan Kaliurang Km 14,5, Kabupaten Sleman, pada Jumat, 21 Maret 2025.
Pada sesi tanya jawab, para peserta antusias mengajukan berbagai pertanyaan. Salah satunya adalah Bintang, yang bertanya tentang apa yang dapat dilakukan anak muda dan rakyat dalam kondisi Indonesia saat ini.
Menurut Anies, pemerintahan saat ini sudah berjalan selama enam bulan atau sekitar 10 persen dari periode lima tahun. Hal yang dapat dilakukan adalah memastikan pemerintah melaksanakan semua janjinya.
“Jadi, kita ingin pemerintah sukses melaksanakan janjinya,” ujar Anies.
Anies kemudian merinci beberapa janji pemerintah, antara lain penciptaan 19 juta lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi 8 persen, pembangunan tiga juta unit rumah untuk warga miskin, penyediaan makanan bergizi gratis bagi seluruh siswa SD hingga SMA, serta pendirian 300 fakultas kedokteran di berbagai universitas.
“Ini janji-janji yang baik untuk rakyat, bukan? Maka, janji-janji ini harus dilaksanakan. Kita mendukung agar semua itu benar-benar terealisasi. Ayo, laksanakan pertumbuhan ekonomi 8 persen, wujudkan 19 juta lapangan kerja, dan janji lainnya,” kata Anies.
“Sebagai mahasiswa, bantu memonitor! Sudah berjalan enam bulan, sudah berapa unit rumah untuk warga miskin yang dibangun? Bagaimana progres makanan bergizi gratis?” ujar Anies.
Ia menegaskan bahwa yang perlu dituntut adalah pelaksanaan janji, bukan sekadar menanti tanpa kepastian.
“Tidak ada yang salah dengan menuntut pelaksanaan janji. Dan itu memang seharusnya dilakukan oleh mahasiswa,” kata Anies, yang disambut tepuk tangan meriah dari peserta diskusi.
Pendidikan karakter sejak dini
Dalam diskusi tersebut, Anies juga menyoroti masalah korupsi, terutama di kalangan orang yang telah mengenyam pendidikan tinggi. Pernyataan ini menjawab pertanyaan dari Alvina, salah satu peserta diskusi.
Menurutnya, akar persoalan ada pada pendidikan usia dini, di mana anak-anak seharusnya diajarkan tentang kejujuran dan integritas. Namun, di sisi lain, keluarga sering kali memberikan contoh yang kurang baik.
Anies mencontohkan situasi di mana seorang ayah yang sedang berkendara bersama keluarganya tiba-tiba menghadapi razia polisi.
“Si bapak itu berkata kepada istrinya, ‘Bu, siapkan surat-suratnya dan sisipkan uang.’ Lalu, surat tersebut langsung diserahkan kepada polisi. Padahal, polisi baru saja menghampiri dan belum mengatakan apa pun. Artinya, si bapak ini sedang mengajari keluarganya untuk menyuap atau menyogok,” jelas Anies.
Karena itulah, saat menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies mendirikan Direktorat Jenderal (Dirjen) Orang Tua. Upaya tersebut melalui pergulatan panjang hingga akhirnya dirjen itu terbentuk di Kemendikbud. Namun, setelah Anies di-reshuffle, dirjen tersebut sudah tidak ada lagi.
Pantauan KBA News di lokasi acara, para peserta diskusi antusias menyimak paparan Anies Baswedan. Mereka pun tampak semangat saat Anies memasuki tempat diskusi. Mayoritas dari mereka mahasiswa, maupun pelajar, juga sejumlah komunitas guru juga hadir.
Di lokasi acara, tampak dihadiri Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D beserta sejumlah dosen. Selain itu Ketua Ikatan Alumni UII, Ari Yusuf Amir sekaligus Kuasa Hukum Tom Lembong, juga tampak hadir mendampingi Anies. (DJP)
Discussion about this post