Daily News | Jakarta – Anies Baswedan menanggapi keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menghapus Presidential Threshold dari 20 persen menjadi 0 persen. Anies menilai itu sebagai langkah yang baik untuk menuju demokrasi bermutu.
“Secara umum, baik kalau kita ini open minded, mau berubah. Itu artinya kita serius mau memperbaiki mutu demokrasi kita,” kata Anies dalam podcast di YouTube Akbar Faizal Uncensored, Senin 10 Maret 2025.
Meski demikian, Anies memiliki catatan penting yang harus diperhatikan oleh MK dalam membuat keputusan. Ia menilai, dalam membuat kebijakan perlu adanya perhatian khusus terhadap dampak yang muncul.
Menurut Anies, MK mesti melihat perilaku dari peserta demokrasi itu sendiri yang dalam hal ini adalah partai politik (parpol) dan masyarakat.
“Yang perlu diperthatikan adalah, dalam menyusun perubahan ini, itu kita mengukur betul konsekuensi dalam perilkau, baik perilaku politisi maupun perilaku rakyat. Jadi bukan saja kita membuat aturan main, tetapi memikirkan perilaku apa yang akan muncul dari aturan main baru ini,” ujarnya.
“Jadi kita membuat aturan main untuk kebaikan bangsa atau kita membuat aturan main untuk keuntungan kelompok kita?” terang Anies.
“Nah ini yang perlu diluruskan bahwa kita harus membuat aturan main untuk kebaikan negeri ini, untuk kebaikan demokrasi kita, bukan untuk kelompok,” lanjutnya.
Meski demikian, putusan MK tentang penghapusan Presidential Threshold sangat baik bagi politisi non partai. Tak hanya itu, parpol baru juga merasa diuntungkan dengan adanya putusan tersebut.
“Bagi mereka-mereka yang tidak di dalam partai atau baru memulai partai, maka aturan tadi adalah sebuah kabar baik,” imbuhnya.
Lanjut Anies, walaupun terlihat menguntungkan, masyarakat harus terus memantau apakah kebijakan tersebut bisa membawa manfaat besar bagi demokrasi Indonesia di masa depan atau tidak.
“Tapi kita harus memastikan, bahwa aturan main yang dibuat nanti itu ujung-ujungnya memberikan manfaat untuk demokrasi kita, dan memberikan manfaat untuk publik,” tandas Anies.
Fokus Kegiatan Sosial dan Pendidikan
Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 Anies Baswedan menjawab pertanyaan publik soal masa depannya di kancah perpolitikan nasional.
Dalam podcast bersama politisi senior Akbar Faizal, Anies mengaku masih fokus terhadap kegiatan sosial. Ia juga mengatakan tengah serius membenahi dunia pendidikan di Indonesia.
“Sekarang saya akan fokus lagi lebih banyak pada kegiatan sosial dan pendidikan,” ujar Anies dikutip KBA News dari YouTube Akbar Faizal Uncensored, Senin 10 Maret 2025.
Anies sendiri sadar terhadap tekanan publik yang menginginkan dirinya bergabung dalam sebuah partai politik. Tak hanya itu, ia juga menanggapi pertanyaan publik soal tidak bergabungnya ke dalam parpol pengusungnya saat Pilpres 2024 kemarin.
Ia mengungkapkan alasannya tidak bergabung menjadi anggota salah satu partai pengusungnya yakni PKS, NasDem, dan PKB.
Menurutnya, saat itu dirinya berstatus sebagai Calon Presiden (Capres), sehingga bisa menggunakan berbagai rompi dari parpol pegusung yang dianggap oleh koalisi sebagai tindakan bijak.
“Kemarin ketika Pilpres memang saya diusung oleh tiga partai, dan tidak menjadi anggota dari salah satu. Sehingga saya bisa memakai rompi semuanya secara bergantian, dan itu malah pada waktu itu dipandang lebih fair,” paparnya.
Meski demikian, Anies tak menampik dirinya masuk Parpol di masa depan. Saat ini, ia hanya berusaha untuk fokus terhadap kegiatan positif di luar politik.
“Saya harus tegaskan bahwa partai adalah institusi yang memang legitimate dalam proses politik. Saya pun tidak pernah membayangkan enggak berpartai kok, ada saatnya,” tandas Anies. (EJP)
Discussion about this post