Daily News | Jakarta – Saya anggap relawan Anies yang mendukung Ridwan Kamil adalah penggadai harga diri.
Geisz Chalifah menegaskan tidak akan mencoblos salah satu dari tiga pasangan calon (paslon) yang berkontestasi di Pilgub Jakarta. Geisz akan mencoblos semua paslon pada 27 November 2024.
Dia mengaku prihatin terhadap relawan Anies Baswedan yang memilih mendukung salah satu paslon, terutama pasangan Ridwan Kamil-Suswono yang diusung KIM Plus.
“Saya tidak mau berada dalam posisi, terutama bagi saya. Saya anggap relawan Anies yang mendukung Ridwan Kamil adalah penggadai harga diri,” kata Geisz dalam acara diskusi bertema “Ke mana Suara Anak Abah Akan Bermuara” yang disiarkan melalui channel YouTube Aksanation yang dikutip oleh KBA News, Sabtu, 28 September 2024.
Menurut dia, Ridwan Kamil adalah bagian dari operasi jahat. RK tidak layak dan tidak pantas untuk dipilih karena bagian dari partai-partai itu. “Ridwan Kamil tidak akan berani maju di Jakarta kalau Anies Baswedan tetap maju. Itu sudah dinyatakan sejak 20 Juli 2024. Jadi bukan hal baru, bahkan sebelum penjegalan itu terasa,” jelasnya.
Geisz juga keras mengkritik PKS. Petinggi PKS pernah diajak mubahalah siapa yang berhobong antara Anies atau PKS, namun elite PKS itu tidak berani. Ajakan mubahalah tersebut pernah disampaikan di acara televisi.
“Saya menantang politikus PKS untuk mubahalah. Saya katakan, Anda harus mubahalah ke pemimpinnya. Sesungguhnya, bahwa pemimpinnya itu sudah saya ajak mubahalah terlebih dahulu, namanya Aboe Bakar Alhabsyi. Dia adalah dalang dari semua operasi jahat ini. Dia adalah dalang dari PKS,” jelasnya.
Geisz berharap PKS memecat petingginya itu. “Jika tidak ya siap-siap PKS menerima hukumannya,” imbuhnya.
Menurut Geisz, apa yang terjadi saat ini sebenarnya sudah terprediksi bahwa proses yang busuk akan menghasilkan yang busuk pula. Ini bagian dari hasil pilpres; proses pilpres sudah buruk, dan pilkada ini bagian dari proses yang busuk itu. “Bagaimana busuknya kini sudah terlihat, mereka melakukan penjegalan terhadap Anies Baswedan. Itu adalah salah satu proses kebusukan,” ungkapnya.
“Tadi pagi Refly Harun bersama teman-teman (Forum Tanah Air/FTA) diskusinya dibubarkan oleh preman. Kalau dulu yang membubarkan aparat, sekarang yang membubarkan para preman. Jadi kita sedang diadu, agar bertengkar, bertarung sesama kita,” kata Geisz.
Dia mengatakan, kondisi tersebut merupakan bagian dari kebusukan itu sendiri. Jika dibiarkan, bukan hanya demokrasi yang runtuh, tapi negara ini juga akan runtuh karena sesama rakyat diadu, dan warga negara tidak tegak lagi sebagai anak bangsa.
“Dan wadah perlawanan kita tidak banyak.. Cukup mengatakan “Tidak” kepada semua, tidak kepada tiga paslon, tidak kepada sistem yang busuk itu, tidak dengan demokrasi jika tidak ditegakkan sebaik-baiknya, tidak apabila hukum tidak ditegakkan sebaik-baiknya,” paparnya.
Geisz mengajak untuk terus dan terus melawan, walaupun menghadapi pengkhianatan dari teman sendiri. “Kita patut bersyukur, alhamdulillah, kita masih berdiri tegak di sini, tetap istiqamah. Bersyukur kita tidak tergadaikan, tidak terbeli oleh mereka. Alhamdulillah. Semoga kita terselamatkan,” ujarnya. (DJP)