Daily News | Jakarta – Pengamat Komunikasi Politik FISIP Universitas Brawijaya, Verdy Firmantoro, mengatakan langkah Anies Baswedan hadir dalam ormas Gerakan Rakyat bisa dilihat sebagai strategi politik jangka panjang. Dengan mengorganisasikan diri dalam Gerakan Rakyat, ini bisa dibaca sebagai bentuk upaya menjaga eksistensi di panggung politik tanpa harus terlibat langsung dalam partai atau jabatan struktural.
“Ini bisa menjadi cara untuk menjaga relevansi, membangun jaringan, dan mempertahankan pengaruh politiknya. Selain itu, jika pemerintahan saat ini nantinya dianggap kurang memuaskan oleh sebagian masyarakat, Anies berpotensi memanfaatkan ruang tersebut untuk muncul sebagai figur alternatif. Ini juga menjadi strategi untuk mempertahankan basis pendukungnya dan memperluas pengaruh menjelang Pilpres 2029,” kata Verdy kepada KBA News, Ahad 2 Maret 2025.
Namun, tantangannya adalah bagaimana menjaga momentum dan memastikan gerakan ini tidak hanya simbolik tapi juga perlu grass root yang jelas. Ormas dapat menjadi wadah bagi para pendukungnya, termasuk simpatisan yang kecewa dengan pemerintahan saat ini. Ini memperkuat basis politiknya tanpa harus terikat dengan partai tertentu.
Selain itu, saat ini oposisi formal di parlemen tergolong lemah karena banyak partai bergabung dalam koalisi pemerintahan. Anies bisa memanfaatkan kondisi ini dengan membangun gerakan masyarakat sebagai oposisi non-parlementer yang lebih dinamis dan berbasis massa.
“Anies harus bisa menawarkan gagasan konkret dan bukan sekadar kritik. Jika gerakan ini hanya bersifat simbolik tanpa solusi nyata, konsolidasi publik mungkin bisa jadi kurang optimal,” tegas Verdy.
Poinnya, jika Anies masih ingin menjaga asa politiknya, Anies harus terus merawat eksistensinya di panggung politik nasional terutama dalam menjaga relevansi, menghadapi tekanan politik, dan memastikan gerakan ini tetap memiliki dampak nyata.
“Jika berhasil mengelola komunikasi politiknya dengan baik, Anies bisa menjadi oposisi yang kuat di luar parlemen dan kandidat potensial di Pilpres mendatang. Namun, jika gerakan ini tidak memiliki arah yang jelas, ada risiko bahwa ia hanya akan menjadi sekadar forum simbolik tanpa pengaruh signifikan,” tandas Verdy Firmantoro. (EJP)
Discussion about this post