Daily News | Jakarta – Vadalisme ‘Adili Jokowi’ yang mengarah kepada Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo sukses menciptakan efek kejut kepada publik. Ini seketika menjadi perbincangan di kalangan masyarakat.
Pengamat Politik Efriza mengatakan vandalisme itu adalah cara masyarakat mengungkapkan keresahannya.
“Mereka ingin punya efek kejut berupa coretan. Tentu ini kan menjadi sangat menarik bagi orang, dan orang akan membicarakan hal tersebut,” kata Efriza kepada KBA News, Sabtu, 15 Februari 2025.
Menurutnya, hal tersebut harus menjadi perhatian khusus pemerintah. Suara masyarakat harus didengar sebelum pemerintah mengambil tindakan antara mengadili Jokowi atau tidak.
Efriza menilai, mengadili Jokowi hanya dengan aksi vandalisme dan demonstrasi tidak menghasilkan apa-apa. Desakan mengadili Jokowi juga harus disertai dengan dali-dalil yang jelas sehingga dapat ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum, termasuk Polri.
Meskipun demikian, lanjut Efriza, aparat penegak hukum atau Polri bisa saja memulai melakukan penyelidikan atas tuntutan masyarakat yang ingin mengadili Jokowi. Setidaknya diawali dengan mencari dan memeriksa para pelaku vandalisme ‘Adili Jokowi’ untuk diperiksa.
“Sehingga masyarakat pun paham apa yang dilakukan Jokowi sehingga dia harus diadili,” katanya.
“Karena mengadili Jokowi hanya dengan coretan saja tidak jelas arahnya,” tandas Efriza.
Uji nyali bagi Prabowo
Presiden Prabowo Subianto dinilai tengah diuji kemampuannya sebagai pemimpin negara oleh publik dengan adanya aksi vandalisme bertuliskan ‘Adil Jokowi’.
Citra Prabowo sebagai seorang presiden dipertaruhkan, apakah berani mengungkap kesalahan dan mengadili Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo atau tidak.
Pengamat Politik Efriza meminta agar pemerintah segera bertindak untuk membuktikan bahwa Jokowi benar bersalah atau tidak. Karena jika tidak, Prabowo dianggap sebagai presiden yang tidak becus dalam menyelesaikan perkara.
“Gerakan ini tentu harus direspons karena jangan sampai menciptakan kekhawatiran di masyarakat. Kekhawatirannya adalah adanya persaingan di ranah publik yang memang dimainkan seolah-olah bahwa Presiden Prabowo tidak bisa menyelesaikan persoalan yang ada di Jokowi,” kata Efriza kepada KBA News, Minggu, 16 Februari 2025.
Ia melihat, masifnya gerakan ‘Adili Jokowi’ menjadi bukti bahwa masyarakat tengah mendorong Prabowo untuk bertindak. Meski Jokowi belum tentu diadili, namun setidaknya Prabowo berani membuka perkara ini ke publik.
Seharusnya, Prabowo juga terdorong dengan adanya desakan ini. Pengambilan sikap Prabowo sebagai orang nomor satu di Indonesia menjadi harapan besar masyarakat saat ini.
“Kalau gerakan ini semakin membesar dan semakin masif, berarti kan ini dorongan (untuk Prabowo),” ucap Efriza.
Hal itulah yang membuat Efriza mendesak aparat untuk segera menyelesaikan kasus vandalisme di sejumlah wilayah. Jangan sampai Prabowo dianggap sebagai presiden yang tidak tegas karena permalasahan yang menyangkut Jokowi.
“Ini harus benar-benar diselesaikan, diclearkan, dan dilihat tujuan serta motifnya apa,” ujar Efriza.
“Jangan sampai ini malah naik, ujung-ujungnya bukan hanya mengadili Jokowi, tapi malah naik ke situasi bahwa Pak Prabowo tidak bisa tegas karena adanya Pak Jokowi,” tuntasnya. (HMP)