Daily News | Jakarta – Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menghapus ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen dinilai sebagai angin segar bagi demokrasi di Indonesia. Tokoh potensial seperti Anies Baswedan dinilai memiliki peluang besar untuk menjadi pesaing kuat di Pilpres 2029.
Prof. Dr. Dimyati, M.Si., akademisi terkemuka di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), menyatakan bahwa penghapusan ambang batas ini membuka lebih banyak ruang bagi calon potensial, terutama yang tidak memiliki partai politik, seperti Anies Baswedan. Partai politik atau koalisi tidak perlu lagi mencapai ambang batas 20 persen untuk mengajukan calon.
“Dengan dihapusnya ambang batas pencalonan presiden menjadi nol persen, hanya satu partai yang dapat mengajukan calon. “Anies punya peluang besar di sini, meski tanpa partai politik,” kata Prof. Dimyati saat dihubungi KBA News, Ahad, 12 Januari 2025.
Menurutnya, dengan aturan baru tersebut, ide Anies Baswedan membentuk partai politik sendiri yang sebelumnya sempat mencuat, tampaknya kurang mendesak. “Lebih baik Anies fokus pada partai yang sudah ada, seperti NasDem atau yang lain,” imbuhnya.
Prof. Dimyati menegaskan, dengan popularitas Anies yang tinggi, partai politik kemungkinan besar akan mendukungnya. “Partai akan mendukung atau mengajukan calon yang punya peluang menang besar,” tegasnya.
“Selain itu, kedekatan Anies dengan kelompok Islam modernis dan nasionalis bisa menjadi modal penting,” imbuhnya.
Dalam situasi seperti ini, mendirikan partai baru tidak mendesak. Anies bisa menjaga hubungan baik dengan partai yang sudah ada sekaligus mempererat hubungan dengan ormas pendukungnya. Relawan Anies juga bisa terlibat dalam kegiatan sosial yang berdampak positif bagi masyarakat untuk menjaga elektabilitasnya.
Prof. Dimyati menyimpulkan, dengan aturan yang lebih longgar, banyak pihak yang akan tertarik untuk mencalonkan Anies karena potensi kemenangannya yang tinggi. “Dengan segala kelebihan yang dimilikinya, peluang Anies Baswedan untuk menang di Pilpres 2029 sangat terbuka lebar, apalagi jika masyarakat semakin kritis terhadap dominasi oligarki,” pungkasnya. (DJP)
Discussion about this post