Daily News | Jakarta – Para ulama, orang pintar dan panutan dari kalangan Islam hendaknya berhati-hati dalam menanggapi atau mengomentari hal-hal yang masih belum jelas. Komentar yang asal saja apalagi disitir untuk kepentingan tertentu bisa membuat luka di kalangan rakyat kecil yang seharusnya didukung dan dilindungi oleh para pemuka agama.
“Saya lihat ada video KH Said Agil Siradj yang beredar dan viral. Mantan Ketua Umum PB NU itu dalam video tersebut nampak membela Proyek Pantai Indah Kapuk (PIK-2) yang kontroversial dan dikecam masyarakat. Sangat sayang, jika ulama kondang se-kaliber dia bisa digunakan oleh Aguan dan antek-anteknya untuk mendukung PIK-2,” kata ulama asal Banten Ajengan KH Nurdin Ahmad kepada KBA News, Rabu, 22 Januari 2025.
Dalam video itu, KH Said mendukung PIK-2 yang dikuasai oleh Aguan untuk meneruskan proyeknya. Dia mengutip hadits Nabi yang meminta agar tanah terlantar digarap untuk kepentinga umum. Pendapatnya itu mendapat sambutan dari pada penjilat dan mendukung Aguan. Ini seakan menjadi dasar bagi PIK-2 untuk terus melakukan pembangunan.
Menurut mantan Ketua PW Mathla’ul Anwar DKI Jakarta itu, pernyataan Said Agil itu menyesatkan. Pembangunan PIK-2 tidak di atas tanah yang terlantar atau tidak ada pemiliknya. Yang terjadi adalah, para begundal Aguan datang ke desa-desa terdampak untuk memaksa rakyat menjual tanah dengan harga yang rendah, yaitu Rp 50.000 per meter persegi.
Jika rakyat tidak mau melepaskan tanahnya atas harga yang sangat murah itu, maka para begundal akan memaksa dengan berbagai cara seperti teror dan intimidasi. Mereka juga akan menutup akses para pemilik lahan atas tanahnya seperti dipagari tembok atau dibuat pagar penghalang. “Itulah tindakan keji dan jahat mereka kepada rakyat,” kata mantan dekan Fakultas Hukum Universitas Mathla’ul Anwar (UMA) Serang Banten itu.
Dirikan pagar bambu
Tidak hanya sampai di sana. Pihak PIK-2 juga mendirikan pagar bambu sepanjang 30 Km yang memanjang jauh dari Tangerang menuju Merak. Lalu di atas laut yang mereka batasi pagar itu dibuat sertipikat Hak Guna Bangunan (HGB). Padahal itu dilarang berdasarkan keputusan MK. Tindakan seperti itu menunjukkan pelecehan atas kewibawaan negara.
Ulama yang akrab dipanggil Abah itu menyatakan dia menyaksikan sendiri ulah serakah para taipan itu. Hari Ahad lalu dia pergi ke desa Tanjung Kait, Kabupaten Tangerang, untuk urusan dakwah. Di sana dia temukan pagar bambu itu sangat panjang sejauh mata memandang. Dari kejauhan kelihatan bangunan-bangunan tinggi yang mencakar langit. Ini sangat mengganggu pemandangan dan mengusik perasaan kebangsaan kita sebagai rakyat pribumi.
“Nelayan yang Abah temui di sana menyatakan, dia pernah mendekati gedung-gedung tinggi yang berupa apartemen itu. Dia melihat banyak yang bermata sipit dan bicara dalam bahasa Mandarin. Dia juga menyatakan, di samping gedung-gedung itu ada dermaga yang bisa membuat kapal bersandar. Besar dugaan dermaga dan gedung itu akan menampung orang-orang Cina ilegal atau barang-barang iterlarang yang langsung masuk gedung-gedung itu,” kata peraih gelar doktor ilmu hukum itu.
Sebelum terlambat, katanya, Presiden Prabowo harus bertindak. Tinjau ulang PSN PIK-2 yang diberikan Jokowi kepada Aguan dan Agung Sedayu. Setelah itu, perlu dibuat aturan ketat tentang dermaga-dermaga itu. Kita takut itu menjadi tempat pendaratan orang-orang cina sehingga mereka banyak masuk dari sana. Dalam waktu yang tidak lama maka Cina akan menjadi mayoritas di sini mengalahkan pribumi.
“Wahai Pak Prabowo, bertindak cepatlah. Jangan buat negeri ini menjadi Singapura kedua seperti yang dikhawatirkan oleh Sultan Banten. Hanya Pemeritahlah yang bisa diharapkan mencegah semua itu. Sebelum semua itu menjadi kenyataan yaitu Indonesia menjadi Singaoura, masih ada kesempatan untuk mencegahnya,” demikian Ajengan KH Nurdin Ahmad. (EJP)